Pengetahuan Skenario


Definisi
Skenario adalah naskah yang menjadi bahan acuan produksi film, dengan paparan literal (apa adanya) yang mengacu pada formulasi filmis yang menyugesti sutradara, kru, dan artis sehingga memperoleh gambaran serta penafsiran untuk diwujudkan secara kreatif.

Pembuatan skenario meliputi beberapa langkah, yaitu :

  1. Basic Idea 

  2. Sinopsis

  3. Treatment 

  4. Skenario


Basic Idea
Semua ide berawal dari ‘WHAT IF…?’
Semua ide yang didapat dirancang melalui tahapan:
1.      Collecting the idea : Mengumpulkan ide, lalu diseleksi  
2.      Organizing the idea : Mengumpulkan data dari ide
3.      Incubating : Mengendapkan bahan-bahan cerita, sambil mencari sudut pandang yang diambil sebagai bahan cerita
4.      Waiting for the sparks : Menunggu waktu yang tepat untuk menulis.

Ide yang disebut juga premis adalah konsep sentral yang menjadi jiwa dalam skenario. Ide juga dirumuskan dalam satu kata. Mis. Keterasingan, Cinta, keputus-asaan, dll.

Dalam perkembangannya, basic idea berproses menjadi paparan yang lebih jelas yang disebut basic story. Basic story adalah cerita yang paling mendasar. Biasanya hanya satu halaman. Namun, sudah mencakup tokoh, kejadian, permasalahan, dan konflik.

Sinopsis
Setelah membuat basic story, maka langkah selanjutnya adalah menulis sinopsis. Sinopsis ini adalah pengembangan basic story. Lebih panjang dan mendetail, bisa mencapai beberapa halaman. Bentuknya masih berupa cerita.

Dalam sinopsis, termuat sejumlah informasi penting, antara lain :
  1. Tokoh utama dan tokoh sampingan.
  2. Peristiwa dan waktu kejadian.
  3. Jalur cerita utama dan jalur cerita sampingan.
  4. Motivasi tokoh dan cita-cita yang ingin diraih.
  5. Hambatan yang dihadapi tokoh utama dalam menggapai cita-citanya.

Pada beberapa kasus, dialog penting para tokohnya sudah dimunculkan, meski belum rinci dan lengkap.

Treatment

Sinopsis yang telah dibuat, pada akhirnya makin jelas urutannya mendekati skenario setelah berubah bentuk menjadi sebuah treatment. Cerita yang terbentuk sudah terlihat nyata, dari awal sampai akhir. Sudah terlihat pergerakan tokohnya dalam cerita dengan deskripsi kejadian berikut tempatnya. Kejadian demi kejadian diurutkan dengan saling terkait membentuk bangunan dramatik.
Kerangka inilah nantinya yang akan dimatangkan dengan deskripsi dan dialog membentuk skenario. Naskah lengkap yang siap digarap menjadi bentuk visual secara kreatif.
Skenario bercerita dengan media film. Dan film dipaparkan dengan bahasa visual dan audio dengan memerhatikan unsur dramatik.

Unsur dramatik dibangun melalui konsep drama tiga babak Aris Toteles.

ACT 1               –         ACT 2               –         ACT 3
Awal                –         Tengah             –         Akhir
Introduction     –         Conflict             –         Resolution

Contoh potongan skenario (dari sitkom The Adventure Of Suparman) :

1.   EXT. JALAN KAMPUNG - SIANG

Suparman mengemudikan bajaj, Husni duduk di bangku penumpang, berpapasan dengan Suryati. Suparman menjulurkan kepala.

Suparman        
     Tau rumah Mpok Encum ?

Suryati
Mpok Encum ?

Suparman
Iya. Tukang kue cucur !

Suryati
Abang lurus aja !
Suparman
Iya.

Suryati
Nanti, di sebelah kiri ada warung !

Suparman
Terus ?

Suryati
Abang tanya aja sama tukang warung, tau rumah Mpok Encum apa nggak !

Suparman terdiam.
CUT TO :
Istilah-istilah Dalam Skenario.
a.       CUT TO
Perpindahan dari scene satu ke scene berikutnya dengan cepat, tanpa transisi. Untuk menggambarkan kejadian yang bersamaan dengan tempat yang berbeda, atau kelanjutan adegan, tapi masih di hari yang sama.
b.      DIALOG
Kalimat di dalam skenario yang diucapkan oleh seorang/ antar aktor. Dialog harus mewakili peran, karakter, dan perasaan tokoh.
c.       DISSOLVE
Transisi yang menunjukkan gambar menjadi kabur, kemudian masuk ke gambar adegan berikutnya.
Dipakai untuk menggambarkan mimpi, mengenang masa lalu, atau flash back, membayangkan sesuatu yang akan terjadi.
d.      EXT.
Singkatan dari EXTERIOR, dalam skenario ditulis dalam deretan scene heading, untuk menunjukkan tempat di luar ruangan.
e.      ESTABLISHING SHOT
Biasa disingkat ESTABLISH saja. Artinya pengambilan gambar secara penuh, terlihat secara keseluruhan. Diambil dari jarak jauh, sehingga gambar terlihat kecil.
Contoh: jika kita ingin memakai setting sebuah kamar di sebuah rumah, biasanya kita beri dulu ESTABLISH  bangunan rumah secara keseluruhan. ESTABLISH tak perlu dilakukan berulang-ulang.
f.        FADE OUT
Transsisi gambar dari terang ke gelap dengan cara lambat. Di akhir film atau akhir sebuah scene.
g.       FADE IN
Transisi gambar dari dari gelap ke terang dengan cara lambat. Di awal film atau awal sebuah scene.
Dalam skenario, penulisan FADE OUT/ FADE IN biasanya bersamaan untuk transisi yang menunjukkan perubahan waktu ; dari malam ke pagi, dalam hitungan hari, minggu, bulan, bahkan tahun.
Selain itu, juga menggambarkan perubahan keadaan dan perubahan lokasi.
h.      FLASH BACK
Kilas balik. Cerita yang kembali pada waktu sebelum kejadian yang terjadi.
i.        FREEZE
Menghentikan aksi atau bertahan pada posisi akhir adegan. Biasa digunakan untuk akhir sebuah episode, dimana gambar berhenti mengakhiri sebuah cerita.
j.        INT.
Singkatan dari INTERIOR, penulisannya sama dengan EXT., tapi ini untuk menunjukkan keterangan tempat di dalam ruangan.
k.       JUMP CUT
Cut dalam sebuah scene, bukan di antara dua scene.
Efektif untuk memadatkan shot, untuk menghindari kelambanan action.
l.        O.S.
Off Sound digunakan oleh kalangan film. Dan Off Screen oleh kalangan pertelevisian.
Artinya, hanya terdengar suaranya saja (dialog) tanpa terlihat subyek pembicara. Disertakan dalam heading scene.
m.    POV  (Point Of View)
Sugesti untuk sutradara dan kru serta artis mengenai titik pandang tokoh (tertentu).
n.      SCENE
Kata lain dari adegan, bagian terkecil dari sebuah cerita.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

THE COFFEE BEAN SHOW (Trans TV - 2008)

Cara Mudah Membangun Struktur Skenario Bernilai Jual

CAMERA CAFE (Metro TV - 2008)