Jangan Dibaca! Kalau Sudah Hebat Bikin Cerpen Anak
Satu harapan menulis cerpen
anak adalah untuk dinikmati anak-anak.
Cerpen kita mencapai sasaran kalau
anak-anak menyukainya.
Bagaimana anak-anak bisa
menikmati cerpen yang kita buat?
Selain minta anak-anak membaca
cerpen itu, cara lain dengan mengirimkannya ke media anak. Bisa koran atau
majalah.
Membidik
Media
Kalau tujuan menulis cerpen untuk
menembus satu media maka sebelum memutuskan untuk mengirimkannya kita harus
mengetahui terlebih dulu karakter media tersebut.
Kenapa?
Agar naskah yang kita kirim
tepat sasaran. Sia-sia kalau sudah sehari semalam atau dua malam atau malah
seminggu sudah kita mengetik naskah dan mengirim pada media, tapi ditolak.
Namun, kalau untuk menambah
tabungan cerpen, tak ada salahnya menulis sebanyak-banyaknya.
Ditolak media pun belum tentu sebab
naskah itu jelek, bisa jadi hanya tak sesuai dengan misi yang media yang dituju.
Gimana baiknya?
Beli media anak yang akan
dituju, koran/majalah, boleh bekas atau edisi terbaru baiknya dan baca.
Pelajari gaya tulisnya. Teliti slogan majalah itu.
Maka kita tahu siapa pembaca
majalah itu, hingga kita bisa menulis cerpen dengan tema dan bahasa yang
serupa.
Kalau tak bisa dapat media
sebab jauh dari peredaraan, beranikan diri tanya pada penulis yang pernah
menulis pada media yang dituju. Media sosial yang ada bisa dimanfaatkan untuk
itu.
Kekuatan
Cerita
Begitu paham media tujuan,
segera pikirkan cerita yang akan dibuat.
Cerpen anak yang hanya 3-4
halaman harus memaksimalkan konflik untuk kokohnya cerita. Tanpa konflik takkan
ada cerita.
Konflik yang dibuat bisa
seputar kehidupan anak atau umum sebatas sudut pandang anak-anak.
Mudahnya, lihat saja anak-anak
yang sedang main di depan rumah. Dengar cerita mereka. Bisa juga dari
pengalaman pribadi. Lalu, padatkan gagasan itu untuk meneruskan pernyataan ini,
“Bagaimana jika (tokoh) ….” dan “Kemudian….”
Konflik akan terlihat. Bisa
konflik dengan diri sendiri. Konflik dengan teman. Konflik dengan alam. Konflik
dengan orangtua, guru atau dengan alien. Terserah.
Konflik kematian juga boleh
dikenalkan sebab anak-anak juga bisa merasa sedih, kehilangan tanpa harus
banjir air mata.
Konflik sederhana pun bisa
menarik dengan penyampaian yang apik, cepat, dan terarah.
Memilih
Cerita
Semua konflik yang ada diramu
dalam sebuah cerita. Kita bebas mengutarakan kisah itu dalam berbagai jenis
cerpen. Mau bikin cerpen realitas, Fantasi, masa depan atau cerita lucu.
Untuk tokoh utama, bisa memakai
karakter anak-anak, remaja, orang dewasa, silakan saja. Apa pun pilihannya,
harus tetap dalam dunia anak dan punya isi.
Isi dimaksud adalah kebaikan
buat pembaca. Buat anak-anak. Tujuannya untuk mendidik mereka lebih baik. Tujuan
suci itu baiknya disampaikan dalam aksi cerita dan bukan dalam ucapan.
Biarlah anak-anak pembaca
cerita tahu kalau sering menyalin PR teman itu menyusahkan diri sendiri saat
harus ulangan sendirian di kantor guru.
Sudahi kebiasaan menulis
kata-kata manis “Menyontek itu membuat anak menjadi malas”, di ujung cerita.
Hingga anak-anak akan menikmati
kegiatan membaca tanpa merasa sedang mendengar petuah dari guru, orangtua,
kakak yang tiap hari suda didengar.
Di samping kebaikan yang
membaur dalam aksi cerita, cari juga ide cerita yang segar. Cerpen realistis
tidak selalu bercerita soal sekolah dan di rumah. Tidak melulu bicara tentang
PR, nyontek, dan bohong pada orangtua.
Tak dilarang bercerita soal
konflik di kolam renang, di kelas menari atau di saat les piano. Pergeseran
tempat kejadian bisa untuk menyegarkan cerita.
Memilih cerita juga melihat
usia pembaca. Media anak nasional, baik koran/majalah, terbagi dalam usia pembaca
balita, 5-7 tahun, 7-12 tahun, 12-13 tahun.
Makin kenal usia pembaca, akan
mudah memilih cerita.
Bercerita
Batasan halaman dalam cerpen
anak membuat kita harus kreatif menuliskannya. Kalau ada nasehat segera menulis
apa pun yang dirasa tanpa berpikir teknis penulis, itu tak salah.
Banyak cara untuk menuliskan
ide setelah memilih cerita. Salah satunya adalah membuat konsep bercerita
sebelum menulis.
Jika ini kerjakan dengan baik
akan membuat ide terarah begitu ditulis dalam 3-4 halaman ketik.
Elemen membuat konsep cerpen
anak adalah sebagai berikut:
1.
Menentukan tokoh
Kalau
tokohnya orang dewasa, sertakan anak sebagai tokoh pendukung. Tujuannya agar
pembaca merasa dekat dengan cerita. Nama tokoh disesuaikan dengan cerita yang
ada. Cari nama yang tak sulit untuk diucapkan anak.
2.
Memilih sudut pandang bercerita
Boleh
dengan “Aku, dia atau yang serba tahu”. Disesuaikan saja dengan cerita yang ada
dan enak menuliskannya.
3.
Memikirkan konflik dan penyelesaian logis oleh tokoh
Kalau ada
masalah yang harus melibatkan orang dewasa menuntaskannya, libatkan tokoh untuk
beraksi atau bertanya sehingga kata-kata yang keluar bukan sebagai “petuah”,
tapi pengetahuan.
4.
Penentuan akhir cerita
Ini
membuat penulis mudah mengarahkan cerita. Usahakan penutup cerita dibuat tak
terduga.
5.
Membuka cerita dengan paragraf konflik
Gunanya
agar pembaca bisa langsung terpaut oleh cerita dan terus membaca paragraf
berikutnya sampai akhir.
6.
Efek tunggal
Seperti “hukum”
cerpen lainnya, tak ada tempat untuk sub plot di sini. Hanya ada satu plot
cerita yang tuntas.
7.
Plot cerita linear
Arahkan
jalan cerita dengan linear dari awal sampai akhir. Dari adanya masalah sampai
penyelesaian. Plot kilas balik tak perlu ditulis kalau tak penting.
8.
Bahasa
Gunakan
bahasa yang sederhana, efektif dan mudah dimengerti anak saat membaca atau
diucapkan. Kalau ingin mengenalkan satu kata, gunakan dialog untuk
menjelaskannya.
9.
Isi edukasi
Edukasi
bukan berarti berisi ceramah baik-buruk. Baiknya cerita anak memberikan reward pada
tokohnya, bukan punishment yang selalu ditempatkan pada aksi cerita bukan sebagai penjelasan deskripsi.
10. Sunting
Selalu
diingat untuk menyunting naskah sebelum dikirim ke media mana pun. Selain untuk
meminimalkan kesalahan ketik dan ejaan juga membentuk sifat profesional
Pada akhirnya, menulis cerpen
anak bertujuan menghibur anak dengan edukasi yang membuat mereka semangat dalam
menjalani hari-hari.
Bagaimana menurutmu? Tuangkan saja
pendapatmu pada kotak komentar.
Sokat
Rachman, pembaca
dan penulis cerpen anak.
saya selalu pengin (berangan-angan) bisa menulis secara produktif seperti dulu.Ide beragam cuma eksekusi ceritanya yang sering terhambat. Ada solusi yang terbaik? Padahal sudah banyak membaca karakter serta isi tulisan di media/majalah yang mau dibidik. Terima kasih mas Sokat atas kebaikannya share ilmu. Btw aku cantumin link blognya,lo sejak lama :)
ReplyDelete@Christanty Putri Arty
ReplyDeleteTerima kasih....
Kalau punya ide beragam dipilah aja dan tulis satu per satu.
Produktivitas penulis adalah seperti pisau, makin diasah makin tajam.
Makin sering menulis, makin banyak hasilnya.
wah mantap banget, sangat detail cara bikin novel. mskh infonya
ReplyDeletesemoga saja setelah sering banyak tips dari penulis2 senior yang hebat bisa jadi motivasi untuk menulis lebih baik lagi,ya mas :) wish me luck ^_^
ReplyDelete@Indah P
ReplyDeleteSama-sama, semoga bermanfaat. :)
@Christanty Putri Arty
ReplyDeleteSemoga motivasi itu bisa membuat kamu makin sering menulis dan punya banyak karya. Amin.
Trims, infony bermanfaat banget, saya mau kirim cerpn anak juga, koran atau majalah mana yang biasanya menampikan cerpen untuk anak, biasanya berapa halaman?
ReplyDeletesalam kenal
Terima kasih atas supportnya ya mas...ini saja mau belajar nulis cerdong bersama mas Bambang Irwanto n penulis keren mb Rae Sita.
ReplyDelete@Christanty Putri Arty
ReplyDeleteBelajar dari penulis yang lebih tahu ada baiknya, apalagi kedua penulis yang kamu maksud memang hebat di bidangnya.
@Siti Aisah
ReplyDeleteUntuk media sebaiknya dipelajari dulu, ya, biar bisa jelas karakter medianya.
Bisa lihat majalah Bobo, Bravo, Girls, koran Kompas Minggu atau Media Indonesia Minggu. Beberapa koran daerah Minggu juga sudah ada, silakan cek saja.
Alamatnya sebagian ada di postingan saya "sekilas menulis cerita anak".
Salam kenal kembali.
Kereeenz! Trims ya mas sokat, udah bagi-bagi ilmu menulisnya. Salam kenal dari saya...
ReplyDelete@Mimi Aira
ReplyDeleteSemoga bermanfaat.
blog yang bagus, mengajak dan menginspirasi kita utk belajar & mengembangkan kemampuan kita menulis.
ReplyDeleteklo sempat berkumjung di http://Arindra-arindra.blogspot.com atau http://fridagirls.blogspot.com
ikut menyimak ya mas...n salam kenal :)
ReplyDeleteterima kasih telah share ilmunya
@wewengkon sumedang
ReplyDeleteSilakan.... tengkyu.